Mengenal Takdir, Nasib, Qadha, Qadar, dan Kebenaran

Diposkan Oleh : Ucup | Pada : 7/09/2016 | Rating : 5 | 0 comments
Mengenal Takdir, Nasib, Qadha, Qadar, dan Kebenaran

Apakah takdir bisa berubah?

Tidak tau, karena kita tidak mengetahui takdir yang sebelumnya. Bagaimana kita tau sesuatu berubah jika tidak tau bagaimana awalnya?

Apakah nasib bisa berubah?

Tentu. Tapi masa lalu tidak bisa berubah, karena kita tidak bisa memundurkan waktu. Kalau pun bisa, kita tidak akan sadar jika waktu itu mundur. Jika kejadian yang tidak diharapkan menjadi lenyap karena waktu mundur, bukankah begitu juga dengan kejadian lainnya dan juga ingatan kita?

Apa itu Qadha dan Qadar?

Qadha adalah ketetapan Allah yang manusia tidak dapat mengendalikannya, maka manusia tidak akan diminta pertanggungjawaban atas qadha, tetapi bertanggungjawab atas sikap dalam menyikapi qadha tersebut, apakah syukur, sabar, atau sebaliknya. Qadar adalah ketetapan Allah yang manusia dapat mengendalikannya, seperti hukum alam (berkaitan dengan ilmu eksak), sifat pada suatu benda, maka manusia bertanggungjawab atas bagaimana kita mengendalikannya, tindakan apa yang kita lakukan atasnya. Seperti pisau yg memiliki sifat memotong, jika digunakan untuk memotong bahan makanan maka tindakan itu halal, jika digunakan untuk membunuh maka tindakan itu haram.

Kebenaran, Kebaikan, dan Keburukan

Kebenaran
Source Image: http://annida-online.com/saat-harus-menegakkan-kebenaran-bagaimana-sebaiknya-kita-harus-bersikap.html
Sejatinya tidak ada benda yang halal atau haram, semua bergantung pada predikat. Sesungguhnya tidak ada manusia yang baik atau jahat, karena yang baik atau jahat itu tindakannya. Maka dari itu, manusia tidak ada hak menilai manusia. Kecuali masa lalu, semuanya dapat berubah selama waktu dapat melaju.

Apakah Allah menciptakan keburukan? Tidak. Seperti Allah menciptakan tinggi / panjang tapi tidak pernah menciptakan pendek. Disebut pendek ketika tingginya kurang mencapai standar, begitu juga keburukan. Jika panjang seseorang disebut tinggi atau pendek, maka tindakan seseorang disebut baik atau buruk. Tindakan seseorang disebut baik ketika sesuai aturan atau standar yang diikuti, buruk ketika tidak sesuai standar atau aturan. Nah, Allah menciptakan aturan, baik buruk tindakan tergantung standar yang diciptakan oleh-Nya. Tapi ternyata, banyak manusia yang membuat sendiri aturan kehidupan tanpa mengacu kepada Sang Pencipta kehidupan itu sendiri, yang pasti Maha Mengetahui apa yang terbaik.

Standar atau aturan dapat berbeda, artinya kebaikan atau kebenaran itu relatif. Tapi berdasarkan sumber utamanya, kebenaran dapat dibagi tiga, yakni kebenaran dari individu, dari kelompok, dan dari Tuhan. Tentu satu sama lain saling mempengaruhi. Maksudnya, kita tidak pernah menjadi diri sendiri atau pun menjadi orang lain. Ketika kita menggunakan pemikiran orang lain, kita tidak pernah seratus persen sama persis memahaminya, apalagi dalam hal implementasi. Pun begitu ketika kita memiliki pemikiran sendiri, hal tersebut tidak terlepas dari pemikiran orang lain atau informasi yang kita dapat dari luar.

Artinya sesuatu yang keliru jika memandang secara hitam dan putih sesuatu yang abu-abu, begitu pun sebaliknya. Dalam hal akidah, ideologi, dan ibadah, benar atau salah itu fix. Tapi dalam pengimplementasiannya, itu relatif, tergantung daya tangkap, latar belakang, dan sebagainya. Suatu yang aneh ketika perbedaan mazhab dijadikan pertentangan dan permusuhan, tetapi perbedaan akidah disebut toleransi. Kita hanya berbeda kendaraan bung, bukan berlawanan jalan!

Wallahu a'lam.

Baca Juga :

0 comments:

Post a Comment

 
NetXZ - Berbagi Tanpa Batas : About | Advertise | Sitemap
Support : Mengenal Takdir, Nasib, Qadha, Qadar, dan Kebenaran
Template Modified by Septia Mujizat
Proudly Powered by Blogger