Ayo Kenalan dengan Dasar-Dasar Fotografi (Kamera DSLR)
Assalammu'alaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua, pada kesempatan kali ini saya akan share sedikit pengetahuan tentang dunia fotografi. Waktu main atau lagi kerja saya suka lihat orang-orang yang sok fotografer.
Kenapa saya bilang sok fotografer? Karena pertama, mereka beli kamera keren dengan harga selangit tapi cuma bisa pake mode full-auto. Kedua, kalau waktu kerja (biasanya di acara pernikahan) suka ada yang sok-sok ikutan foto-foto, mending kalo gak ngalangin saya (yang notabene memang dibayar untuk memotret disana), ini udah pengetahuannya minim soal fotografi tapi gayanya selangit. Bukan maksud merendahkan lho ya, cuman biar mereka bisa menghargai profesi dan ilmu. Nah, supaya sobat blogger gak kayak mereka yang cuman bisa gaya doang tapi pengetahuannya minim bahkan mungkin nol, disini saya akan share sedikit pengetahuan tentang fotografi. Sedikit dulu aja ya, soalnya saya juga belum tahu banyak dan masih harus banyak belajar.
Ini dasar banget nih. Apa itu shutter speed? Shutter speed adalah kecepatan dimana lensa kamu menangkap cahaya. Misalnya kamu set shutter speed kamu di satu detik, maka ketika kamu ngejepret sebuah gambar, shutter kamu akan terbuka selama satu detik, sebelum akhirnya shutter ini tertutup kembali. Apa ngaruhnya? Semakin lama shutter kamera kamu terbuka, maka semakin banyak cahaya yang masuk ke kamera kamu. Gampangnya, makin lama shutter kamu terbuka, maka hasil foto kamu makin terang.
Diafragma ini banyak nama lainnya. Biasa disebut “F”, atau “bukaan”, dan diafragma ini agak sedikit lebih ribet dari shutter speed. Tapi jangan panik, disini bakal dijelasin dengan sederhana.
Pengaturan diafragma ini menentukan segimana besar shutter kamu kebuka ketika kamu jepret. Jadi kalau Shutter Speed tadi menentukan durasi terbukanya shutter kamera kamu, maka diafragma ini menentukan segimana gede shutter kamu kebuka. Kenapa lebih ribet? Karena diafragma ini angkanya kebalik. Makin kecil angka F yang ditunjukkan di kamera kamu, artinya shutter kamu akan terbuka lebih lebar. Kalau kamu set diafragma kamu di 10, maka shutter kamu akan membuka lebih lebar dari pada kalau kamu set di 22.
Apa ngaruhnya? Diafragma ini ngaruh juga di penerimaan cahaya; makin besar kebukanya shutter kamu, tentu aja makin banyak cahaya yang masuk. Jadi kalau kamu buka shutter kamu lebar-lebar, kamu gak perlu membuka shutter kamu lama-lama. Fungsi lain dari pengaturan diafragma ini adalah untuk menentukan depth of field foto kamu. Apa itu depth of field?
Memahami Depth of Field
Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.
Untuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil, misalkan f-22 (makin kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan aperture sebesar mungkin, misal f/2.8 – lihat contoh foto dibawah.
Konsep Depth of Field ini akan banyak berguna terutama dalam fotografi portrait dan fotografi makro, namun sebenarnya semua spesialisasi akan membutuhkannya.
ISO jauh lebih simpel dari dua poin diatas. ISO itu menunjukan seberapa sensitif sensor kamera kamu terhadap cahaya. Simpelnya, makin gelap tempat kamu motret, kamu naikkin deh ISO kamu, maka sensor kamera kamu akan menjadi lebih sensitif terhadap cahaya dan membuat gambar kamu lebih terang. Tapi kamu musti hati-hati nih. Penggunaan ISO tinggi bisa mengurangi kualitas foto kamu. Istilahnya, sensor kamu ‘dipaksa’ untuk ambil gambar terang, padahal tempat di mana kamu motret itu gelap. Jadi jangan sampe ISO kamu ketinggian kalau kamu gak mau ada bercak-bercak di foto kamu.
Nah sekarang kamu udah tau tiga pengaturan dasar kamera kamu, lalu gimana caranya bikin foto yang bagus? ‘Foto yang bagus’ itu sendiri susah di-definisi-kan, karena biar gimanapun juga fotografi itu adalah seni. Yang bagus buat saya belum tentu bagus buat kamu, begitu juga sebaliknya.
Nah, itu dia beberapa teori yang wajib diketahui oleh sobat yang ingin menggeluti dunia fotografi. Mudah-mudahan artikel ini mudah dimengerti dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih atas kunjungannya, mohon maaf atas segala kekurangannya.
Wassalammualaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua, pada kesempatan kali ini saya akan share sedikit pengetahuan tentang dunia fotografi. Waktu main atau lagi kerja saya suka lihat orang-orang yang sok fotografer.
Kenapa saya bilang sok fotografer? Karena pertama, mereka beli kamera keren dengan harga selangit tapi cuma bisa pake mode full-auto. Kedua, kalau waktu kerja (biasanya di acara pernikahan) suka ada yang sok-sok ikutan foto-foto, mending kalo gak ngalangin saya (yang notabene memang dibayar untuk memotret disana), ini udah pengetahuannya minim soal fotografi tapi gayanya selangit. Bukan maksud merendahkan lho ya, cuman biar mereka bisa menghargai profesi dan ilmu. Nah, supaya sobat blogger gak kayak mereka yang cuman bisa gaya doang tapi pengetahuannya minim bahkan mungkin nol, disini saya akan share sedikit pengetahuan tentang fotografi. Sedikit dulu aja ya, soalnya saya juga belum tahu banyak dan masih harus banyak belajar.
1. Shutter Speed
Ini dasar banget nih. Apa itu shutter speed? Shutter speed adalah kecepatan dimana lensa kamu menangkap cahaya. Misalnya kamu set shutter speed kamu di satu detik, maka ketika kamu ngejepret sebuah gambar, shutter kamu akan terbuka selama satu detik, sebelum akhirnya shutter ini tertutup kembali. Apa ngaruhnya? Semakin lama shutter kamera kamu terbuka, maka semakin banyak cahaya yang masuk ke kamera kamu. Gampangnya, makin lama shutter kamu terbuka, maka hasil foto kamu makin terang.
2. Diafragma
Diafragma ini banyak nama lainnya. Biasa disebut “F”, atau “bukaan”, dan diafragma ini agak sedikit lebih ribet dari shutter speed. Tapi jangan panik, disini bakal dijelasin dengan sederhana.
Pengaturan diafragma ini menentukan segimana besar shutter kamu kebuka ketika kamu jepret. Jadi kalau Shutter Speed tadi menentukan durasi terbukanya shutter kamera kamu, maka diafragma ini menentukan segimana gede shutter kamu kebuka. Kenapa lebih ribet? Karena diafragma ini angkanya kebalik. Makin kecil angka F yang ditunjukkan di kamera kamu, artinya shutter kamu akan terbuka lebih lebar. Kalau kamu set diafragma kamu di 10, maka shutter kamu akan membuka lebih lebar dari pada kalau kamu set di 22.
Apa ngaruhnya? Diafragma ini ngaruh juga di penerimaan cahaya; makin besar kebukanya shutter kamu, tentu aja makin banyak cahaya yang masuk. Jadi kalau kamu buka shutter kamu lebar-lebar, kamu gak perlu membuka shutter kamu lama-lama. Fungsi lain dari pengaturan diafragma ini adalah untuk menentukan depth of field foto kamu. Apa itu depth of field?
Memahami Depth of Field
Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.
Untuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil, misalkan f-22 (makin kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan aperture sebesar mungkin, misal f/2.8 – lihat contoh foto dibawah.
Konsep Depth of Field ini akan banyak berguna terutama dalam fotografi portrait dan fotografi makro, namun sebenarnya semua spesialisasi akan membutuhkannya.
3. ISO
ISO jauh lebih simpel dari dua poin diatas. ISO itu menunjukan seberapa sensitif sensor kamera kamu terhadap cahaya. Simpelnya, makin gelap tempat kamu motret, kamu naikkin deh ISO kamu, maka sensor kamera kamu akan menjadi lebih sensitif terhadap cahaya dan membuat gambar kamu lebih terang. Tapi kamu musti hati-hati nih. Penggunaan ISO tinggi bisa mengurangi kualitas foto kamu. Istilahnya, sensor kamu ‘dipaksa’ untuk ambil gambar terang, padahal tempat di mana kamu motret itu gelap. Jadi jangan sampe ISO kamu ketinggian kalau kamu gak mau ada bercak-bercak di foto kamu.
Nah sekarang kamu udah tau tiga pengaturan dasar kamera kamu, lalu gimana caranya bikin foto yang bagus? ‘Foto yang bagus’ itu sendiri susah di-definisi-kan, karena biar gimanapun juga fotografi itu adalah seni. Yang bagus buat saya belum tentu bagus buat kamu, begitu juga sebaliknya.
Nah, itu dia beberapa teori yang wajib diketahui oleh sobat yang ingin menggeluti dunia fotografi. Mudah-mudahan artikel ini mudah dimengerti dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih atas kunjungannya, mohon maaf atas segala kekurangannya.
Wassalammualaikum wr. wb.
0 comments:
Post a Comment